Langsung ke konten utama

Unggulan

Snow White : Warisan Dan Keturunan Snow White (Side Story) Part 5 End

  👑  Bagian 28: Anak-anak Snow White – Warisan Kebaikan Snow White dan pangeran akhirnya dikaruniai dua anak: Seorang  putri  bernama  Seraphina , artinya “api surgawi” Seorang  putra  bernama  Elion , artinya “terang dari timur” Keduanya tumbuh di istana penuh kasih, tapi juga diajarkan untuk tidak sombong. Snow White sering berkata: "Kita bukan raja karena mahkota. Kita raja karena cara kita melayani." Mereka tumbuh mendengar dongeng sebelum tidur. Tapi bukan dongeng biasa—melainkan  kisah nyata ibunda mereka . Tentang hutan gelap, tujuh kurcaci, apel beracun, dan tidur panjang. Namun kisah itu tidak ditutup dengan “... dan mereka hidup bahagia selamanya.” Melainkan: "... dan dari penderitaan itu, lahirlah kebijaksanaan yang bisa diwariskan ke kalian."   🌱  Legenda Snow White dalam Cerita Rakyat Di desa-desa, kisah Snow White menjadi legenda. Anak-anak menyanyikan lagu tentangnya: 🎶 "Di tengah hutan yang sunyi dan lebat, Hidupl...

Snow White : Kisah Asli Dan Akhir Bahagia (Versi Panjang) Part 1

 

🌲 Bagian 1: Asal-Usul Cerita Snow White

Cerita Snow White atau Putri Salju pertama kali dipopulerkan oleh dua bersaudara asal Jerman, yaitu Jacob dan Wilhelm Grimm, yang dikenal sebagai Grimm Bersaudara (Brothers Grimm). Mereka adalah peneliti dan pengumpul cerita rakyat dari berbagai pelosok Jerman di abad ke-19. Kisah ini pertama kali diterbitkan dalam buku mereka yang berjudul Kinder- und Hausmärchen (Dongeng Anak dan Rumah Tangga), edisi pertama tahun 1812.

Namun, versi pertama yang mereka terbitkan berbeda dari versi-versi selanjutnya. Dalam versi awal, ibu kandung Snow White-lah yang cemburu padanya, bukan ibu tiri. Baru pada edisi ke-2 tahun 1819, ibu kandung diubah menjadi ibu tiri—kemungkinan agar cerita lebih dapat diterima masyarakat dan tidak terlalu kejam.

Snow White sendiri merupakan cerita yang penuh unsur simbolik dan psikologis. Cermin, apel, angka tujuh, hingga peti kaca—semua memiliki makna mendalam, dan cerita ini telah bertahan ratusan tahun karena daya tarik universalnya: kecantikan, kecemburuan, kejahatan, dan cinta sejati.


👑 Bagian 2: Awal Mula Putri Salju

Pada suatu musim dingin, salju turun dengan lembut di atas pegunungan yang diselimuti putihnya kabut. Di sebuah kastil yang berada di tengah hutan, seorang ratu duduk di dekat jendela yang terbuka. Ia sedang menjahit dengan jarum halus, dan jendela tempatnya duduk terbuat dari kayu hitam seperti kayu eboni. Salju yang turun tampak seperti potongan kapas yang beterbangan.

Saat ia menjahit, tiba-tiba jarinya tertusuk jarum, dan tiga tetes darah jatuh ke atas salju yang menempel di bingkai jendela. Warna merah darah di atas putihnya salju terlihat begitu indah, hingga sang ratu terdiam memandangi dan bergumam dalam hati:

"Ah, andai aku punya anak yang kulitnya seputih salju, bibirnya semerah darah, dan rambutnya sehitam kayu eboni..."

Beberapa bulan kemudian, keinginannya menjadi kenyataan. Ia melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih seperti salju, bibirnya merah seperti darah, dan rambutnya hitam seperti kayu eboni. Maka ia diberi nama Snow White—Putri Salju.



Namun, tak lama setelah melahirkan, sang ratu meninggal dunia.

Raja kemudian menikah lagi dengan seorang wanita yang sangat cantik, namun angkuh dan kejam. Ia tak ingin ada satu pun wanita lain yang melebihi kecantikannya. Ia memiliki sebuah cermin ajaib, dan setiap hari ia akan berdiri di depannya dan bertanya:

"Cermin ajaib di dinding, siapakah yang tercantik di negeri ini?"

Dan cermin akan menjawab:

"Paduka Ratu, engkaulah yang tercantik di negeri ini."

Mendengar itu, sang ratu puas.

Tahun demi tahun berlalu. Snow White tumbuh menjadi gadis kecil yang sangat cantik—dan kecantikannya melebihi sang ratu sendiri. Ketika Snow White berusia tujuh tahun, kecantikannya sudah melampaui siapa pun di istana.

Suatu hari, sang ratu kembali bertanya pada cermin ajaibnya:

"Cermin ajaib di dinding, siapakah yang tercantik di negeri ini?"

Dan untuk pertama kalinya, cermin menjawab:

"Paduka Ratu, engkau cantik, memang benar... tapi Snow White seribu kali lebih indah!"

Mendengar itu, sang ratu langsung diliputi rasa marah, iri, dan benci yang membara. Ia merasa dikhianati oleh cermin, dan sejak saat itu, ia tidak bisa hidup dengan tenang selagi Snow White masih hidup.




🪓 Bagian 3: Pemburuan di Hutan

Sang ratu memanggil seorang pemburu istana. Ia memerintahkannya dengan suara dingin:

"Bawa Snow White ke hutan. Bunuh dia, dan sebagai bukti, bawakan jantungnya padaku."

Pemburu itu patuh dan membawa Snow White ke hutan. Namun, saat hendak membunuh gadis kecil itu, ia merasa iba. Air mata Snow White menetes, dan ia memohon dengan suara gemetar:

"Tolong... jangan bunuh aku. Aku akan lari ke hutan dan tak akan kembali lagi!"

Pemburu itu tak tega. Ia pun membiarkannya lari ke dalam hutan. Untuk menipu sang ratu, ia membunuh seekor babi hutan dan mengambil jantungnya, lalu memberikannya pada sang ratu.

Ratu, yang merasa Snow White telah mati, merasa puas... untuk sementara.


🏡 Bagian 4: Tujuh Kurcaci

Snow White berlari sejauh-jauhnya ke dalam hutan. Ia berjalan melewati pepohonan tinggi, semak berduri, dan suara-suara asing. Ia ketakutan, lapar, dan lelah.



Akhirnya, ia melihat sebuah rumah kecil tersembunyi di balik semak. Ia mengetuk pelan. Tak ada jawaban. Perlahan ia membuka pintu dan masuk.

Rumah itu sangat mungil dan rapi. Di dalamnya terdapat tujuh kursi kecil, tujuh piring, tujuh sendok, dan tujuh tempat tidur. Snow White, yang sangat lapar, mencicipi sedikit dari setiap piring dan akhirnya tertidur di salah satu tempat tidur mungil.

Saat malam tiba, tujuh kurcaci yang tinggal di rumah itu pulang dari tambang tempat mereka bekerja. Mereka melihat rumah mereka agak berantakan—ada makanan yang dimakan, kursi yang tergeser, dan selimut yang kusut. Dan akhirnya mereka menemukan Snow White tertidur di ranjang.

Salah satu dari mereka berkata, “Lihat, ada gadis kecil tidur di tempatku!”

Snow White terbangun dan terkejut, namun para kurcaci itu baik hati. Setelah mendengar kisahnya, mereka mengizinkannya tinggal bersama mereka. Namun mereka memperingatkan:

"Jangan membuka pintu kepada siapa pun saat kami tidak ada di rumah."


🧙‍♀️ Bagian 5: Ratu Menyamar dan Berniat Membunuh Snow White

Beberapa hari setelah pemburu mengaku telah membunuh Snow White, sang ratu kembali berdiri di depan cermin ajaib. Dengan senyum puas, ia bertanya:

"Cermin ajaib di dinding, siapakah yang tercantik di negeri ini?"

Namun kali ini, cermin menjawab dengan suara tenang:

"Paduka Ratu, engkau cantik, memang benar...
Tetapi Snow White yang tinggal bersama kurcaci,
Lebih cantik dari engkau seribu kali."

Mendengar itu, wajah sang ratu berubah pucat. Ia menyadari dirinya telah dibohongi. Amarah menggelegak dalam hatinya. Ia berkata:

"Dia masih hidup! Dan kurcaci-kurcaci kotor itu melindunginya! Kalau begitu, aku sendiri yang akan menghabisinya!"

Dengan sihir hitam dan racikan ramuan jahat, sang ratu menyamar menjadi seorang wanita tua penjual tali korset. Rambutnya beruban, tubuhnya bungkuk, dan suaranya gemetar seperti nenek-nenek biasa. Ia berjalan jauh ke hutan mencari rumah para kurcaci.

Ketika Snow White melihat wanita tua itu dari jendela, ia membuka sedikit pintu.

"Halo, Nak," kata wanita tua itu, "maukah kau mencoba tali korset baru yang cantik ini? Aku buat sendiri dengan tangan tua ini."

Snow White, yang polos dan belum pernah mengenal bahaya dari orang asing, mengizinkan wanita itu masuk. Sang ratu lalu memakaikan tali korset baru itu dan mengikatnya erat-erat hingga Snow White tak bisa bernapas. Ia pingsan seketika dan jatuh ke lantai.

"Sekarang," bisik sang ratu, "kau bukan yang tercantik lagi..."

Lalu ia pun pergi, meninggalkan Snow White terbaring tanpa napas.


🧝‍♂️ Bagian 6: Kurcaci Menyelamatkan Snow White

Tak lama kemudian, tujuh kurcaci pulang dari tambang. Mereka menemukan Snow White tergeletak di lantai, wajahnya pucat seperti kain, tubuhnya dingin.

Mereka panik dan segera melonggarkan tali korsetnya. Perlahan, napas Snow White kembali. Ia membuka matanya dan batuk pelan.

"Dia mencoba membunuhku..." bisik Snow White lemah.

Para kurcaci marah dan memperingatkannya dengan keras:

"Jangan buka pintu untuk siapa pun, Snow White! Tak peduli sebaik apa pun mereka terlihat!"

Snow White mengangguk, takut dan menyesal.

Namun ratu belum menyerah.




🪮 Bagian 7: Serangan Kedua – Sihir Sisir Beracun

Di istananya, sang ratu kembali bertanya pada cermin:

"Cermin ajaib di dinding, siapakah yang tercantik di negeri ini?"

Dan cermin menjawab:

"Paduka Ratu, engkau cantik, memang benar...
Tapi Snow White, yang masih hidup dan tinggal bersama kurcaci,
Lebih cantik dari engkau seribu kali."

Amarahnya kembali menyala. Kali ini, ia membuat sebuah sisir beracun—terlihat cantik dan mengkilap, tapi siapa pun yang menggunakannya akan pingsan seketika.

Ia menyamar lagi, kali ini sebagai penjual barang keliling. Dengan suara ramah, ia berteriak di depan rumah kurcaci:

"Sisir cantik, sisir ajaib, hanya satu sen, hanya satu sen!"

Snow White mengintip dan melihat wanita tua yang tampak lemah. Ia berpikir, "Ah, mungkin tidak apa-apa hanya melihat-lihat."

Sang ratu meyakinkannya:

"Ayo, anak manis, kau harus merawat rambut secantik itu. Rambutmu akan lebih indah dengan sisir ini!"

Snow White mengizinkan wanita itu masuk. Begitu sisir menyentuh kulit kepalanya, racunnya langsung bekerja. Snow White jatuh pingsan seketika.

Sang ratu tertawa dingin dan pergi, yakin usahanya berhasil.


🛌 Bagian 8: Bangkit Lagi dari Maut

Kurcaci kembali pulang dan menemukan Snow White tak sadarkan diri. Kali ini, mereka memeriksa tubuhnya dengan teliti. Mereka menemukan sisir di rambutnya dan mencabutnya perlahan.

Begitu sisir itu dicabut, Snow White terbangun. Ia menarik napas panjang dan menangis di pelukan para kurcaci.

"Itu wanita yang sama..." gumamnya.

"Kau tidak boleh berbicara atau melihat siapa pun selain kami!" ujar kurcaci tertua.

Snow White berjanji akan lebih hati-hati. Tapi sang ratu belum selesai.


🍎 Bagian 9: Apel Beracun dan Tidur Panjang

Ratu kembali ke istana, dan seperti biasa, ia bertanya:

"Cermin ajaib di dinding, siapakah yang tercantik di negeri ini?"

Jawaban cermin tetap:

"Paduka Ratu, engkau cantik, memang benar...
Tetapi Snow White masih hidup dan jauh lebih menawan."

Kali ini, sang ratu tak ingin gagal lagi. Ia menciptakan apel beracun—merah di satu sisi, dan hijau di sisi lainnya. Apel itu sangat indah, mengilap seperti batu permata. Namun satu gigitan saja akan membuat siapa pun tidur dalam kematian abadi.

Ia menyamar lagi, lebih meyakinkan dari sebelumnya. Kali ini ia terlihat seperti nenek tua yang lemah dan tuli. Ia mengetuk pintu.

"Permisi, anak manis, aku hanya menjual apel segar dari kebun."

Snow White ragu. Tapi sang nenek berkata:

"Tak perlu masuk, Nak. Lihat, ini dua warna. Kau makan yang merah, aku makan yang hijau."

Sang ratu menggigit sisi hijau yang tak beracun. Snow White, melihat itu, percaya dan menggigit sisi merah.

Begitu gigitannya masuk ke mulut, ia pun jatuh ke tanah. Matanya tertutup. Tubuhnya tak bergerak.

Ratu tertawa sepuas-puasnya dan kembali ke istana.


💔 Bagian 10: Peti Kaca

Kurcaci menemukan Snow White tak bernyawa. Mereka menangis berhari-hari. Namun tubuh Snow White tak membusuk. Wajahnya tetap seperti tertidur, bibirnya merah, kulitnya putih, rambutnya hitam.

Mereka membuat peti kaca dan meletakkannya di atas bukit. Di sekelilingnya tumbuh bunga dan cahaya matahari menyinarinya setiap pagi. Di peti itu tertulis:

"Snow White – Putri Raja, secantik pagi, tidur dalam keabadian."

Para kurcaci menjaga peti itu siang dan malam. Burung-burung berkicau di sekelilingnya. Hutan menjadi hening seperti tempat suci.


🏇 Bagian 11: Kedatangan Sang Pangeran

Waktu terus berlalu. Musim silih berganti. Hutan tetap tenang dan peti kaca masih berdiri di sana, dikelilingi bunga liar dan suara alam.

Suatu hari, seorang pangeran dari negeri lain sedang berburu di dekat hutan. Ia mendengar kisah tentang seorang gadis cantik yang tidur dalam peti kaca, dijaga oleh tujuh kurcaci, jauh di tengah hutan. Rasa penasaran membawanya mendaki bukit itu.

Ketika ia tiba, ia terdiam. Di depannya, dalam peti kaca yang berkilau diterpa cahaya matahari pagi, ia melihat wajah paling indah yang pernah dilihat dalam hidupnya.

"Siapa dia?" tanya sang pangeran.

Kurcaci menjawab dengan sedih:

"Namanya Snow White. Ia dibunuh oleh ratu jahat. Tapi tubuhnya tidak membusuk. Ia seperti tertidur. Kami tak bisa menguburnya."

Pangeran tidak bisa menahan perasaannya. Meskipun belum pernah bertemu, hatinya merasa terhubung. Ia memohon:

"Izinkan aku membawanya ke istanaku. Aku akan membangun makam dari kristal dan emas, agar semua orang tahu betapa ia dicintai dan dikagumi."

Kurcaci awalnya ragu, tapi akhirnya menyetujui, melihat ketulusan sang pangeran.


🏔️ Bagian 12: Momen Kebangkitan

Para pelayan pangeran datang untuk membawa peti kaca turun dari bukit. Namun saat mereka menuruni jalanan berbatu, salah satu pelayan tersandung akar pohon. Peti kaca terguncang hebat.

Guncangan itu membuat sepotong apel yang tersangkut di tenggorokan Snow White terlempar keluar dari mulutnya.

Snow White tersentak napas. Matanya terbuka. Ia menarik udara dalam-dalam dan bangun dengan panik.

"Di mana aku...?" bisiknya, bingung.

Pangeran segera berlutut di sampingnya dan berkata lembut:

"Kau selamat. Jangan takut. Aku adalah pangeran dari kerajaan seberang. Kau telah tidur sangat lama, tapi kini kau terbangun."

Snow White memandangnya dengan tatapan lembut. Meski belum mengenalnya, ia merasa hatinya hangat. Kurcaci bersorak dan menari kegirangan.


👑 Bagian 13: Pernikahan dan Balas Dendam

Setelah beberapa waktu tinggal bersama pangeran dan mengenal satu sama lain, Snow White menerima lamarannya. Pesta pernikahan besar disiapkan di istana pangeran. Seluruh kerajaan diundang, termasuk sang ratu—tanpa mereka tahu siapa sebenarnya pengantin wanita.

Sang ratu, yang masih mengira Snow White sudah mati, berdiri di depan cermin ajaib seperti biasa dan bertanya:

"Cermin ajaib di dinding, siapakah yang tercantik di negeri ini?"

Dan untuk terakhir kalinya, cermin menjawab:

"Paduka Ratu, engkau cantik, memang benar...
Namun pengantin wanita muda di istana kerajaan,
Lebih cantik dari engkau seribu kali."

Ratu terkejut. "Pengantin wanita?" pikirnya. Ia memutuskan untuk datang ke pesta itu, penasaran ingin melihat siapa yang berani menyainginya.

Namun saat ia tiba di istana, dan melihat wajah Snow White duduk di singgasana, hidup, cantik, dan berpakaian pengantin—wajahnya memucat seperti kertas.

Snow White menatapnya tenang. Pangeran memberikan perintah kepada pengawal:

"Tangkap dia!"

Ratu jahat pun dibawa ke depan semua tamu.

Sebagai hukuman atas semua kejahatannya, sepasang sepatu besi dipanaskan dalam bara api hingga menyala merah, lalu diletakkan di hadapannya. Ia dipaksa mengenakan sepatu itu dan menari sampai ia jatuh dan mati.

Itulah akhir dari sang ratu yang kejam.


💞 Bagian 14: Bahagia Selamanya

Setelah semuanya berakhir, Snow White dan pangeran hidup bahagia di istana yang penuh cahaya. Mereka sering mengunjungi para kurcaci dan membawa hadiah. Para kurcaci pun selalu disambut hangat dan dianggap sebagai bagian dari keluarga kerajaan.

Hutan yang dulu menyimpan ketakutan, kini menjadi tempat kenangan indah. Dan cermin ajaib? Tak pernah lagi bersuara, karena ia telah kehilangan tuannya.

Snow White tumbuh menjadi ratu yang bijaksana, cantik luar dalam. Ia tidak hanya dicintai karena kecantikannya, tetapi karena kebaikan hatinya, keberaniannya, dan kemampuannya memaafkan.




🌟 Penutup 

Itulah cerita lengkap Snow White berdasarkan versi asli Grimm Bersaudara, yang telah diterjemahkan dan tuliskan ulang dalam bahasa Indonesia. Semoga semua menyukai dongeng ini.

Komentar

Postingan Populer