SUAMI UNTUK ANAK TIKUS

Fabel oleh Aesop


Ada sepasang tikus yang tinggal di sebuah desa. Mereka memiliki anak perempuan yang cantik dan dia telah memasuki umur untuk menikah. Beberapa keluarga tikus yang lain sudah mengajukan pinangan.

"Kami ingin anak kami kelak menikah dengan seekor tikus biasa," jawab mereka menolak setiap pinangan.

Suatu hari, ketika ibu tikus sedang berjemur sembari merajut dan Ayah tikus sedang bersantai, mereka membicarakan mengenai siapa yang pantas menjadi menantu mereka.

"Siapakah menurutmu yang paling pantas jadi menantu kita?" tanya ayah tikus.

"Kupikir anak kita akan bahagia bila jadi isteri matahari. Dialah yang terkuat di bumi ini,"jawab Ibu Tikus

Segera Ayah Tikus berteriak,"Hai matahari, apakah kau yang terkuat di bumi ini. Dengarlah permintaanku ini. Sudilah kau menikahi anakku."

"Permintaanmu itu kedengarannya menyenangkan sekali. Tetapi aku bukan yang terkuat," sahut Marahari.

"Lalu siapakah yang lebih kuat?"

"Awan," jawab Matahari.

Tiba-tiba segumpal awan hitam melintas dan menutup permukaan wajah matahari.

"Kau sudah melihatnya bukan? Tak ada yang bisa kulakukan bila awan menutupi wajahku," serunya.

Ayah Tikus itu pun memohon kepada Awan, "Bersediakah kau menjadi menantuku?"

"Tidak mungkin. Angin lebih kuat daripada aku," jawabnya sambil menggerak-gerakkan tanggannya

Seketika, berhembuslah angin dengan berisik sekali. Ia meniup awan dengan kencang, hingga awan terbang menjauh 

Ayah Tikus pun bertanya kepada Angin, "Sungguh, kau kuat sekali. Maukah kau menggambil anakku menajdi isterimu?"

"Kau salah menilai. Tembok lebih kuat daripada aku. Dia tak akan roboh biarpun aku tiup kuat-kuat," jawab Angin.

Angin membuktikan ucapannya. Dia meniup tembok itu dengan seluruh kekuatannya. Tetapi tembok tetap tegak di atas tanah.

Ayah Tikus itu pun memohon kepada Tembok, "Sudilah mengambil anakku untuk jadi isterimu."

"Kupikir, Tikus lebih kuat daripada aku. Gigi-giginya yang tajam mampu menggerogoti tubuhku," jawab tembok

Mendadak, Tembok menjerit kesakitan. Ternyata, di sebuah sudut seekor tikus jantan sedang melubangi tembok dengan gigi-giginya yang tajam. Ayah tikus memutuskan untuk memilih tikus jantan itu menjadi menantunya. Segera pesta pernikahan disiapkan. Pasangan tikus muda itu pun hidup bahagia.

Pesan moral yang dapat kita petik dari cerita tersebut adalah:
Kebahagiaan itu bisa kautemukan di dekatmu. Carilah di sekitarmu sebelum kau mencari ke tempat yang lain.

Komentar