Langsung ke konten utama

Unggulan

Snow White : Warisan Dan Keturunan Snow White (Side Story) Part 5 End

  👑  Bagian 28: Anak-anak Snow White – Warisan Kebaikan Snow White dan pangeran akhirnya dikaruniai dua anak: Seorang  putri  bernama  Seraphina , artinya “api surgawi” Seorang  putra  bernama  Elion , artinya “terang dari timur” Keduanya tumbuh di istana penuh kasih, tapi juga diajarkan untuk tidak sombong. Snow White sering berkata: "Kita bukan raja karena mahkota. Kita raja karena cara kita melayani." Mereka tumbuh mendengar dongeng sebelum tidur. Tapi bukan dongeng biasa—melainkan  kisah nyata ibunda mereka . Tentang hutan gelap, tujuh kurcaci, apel beracun, dan tidur panjang. Namun kisah itu tidak ditutup dengan “... dan mereka hidup bahagia selamanya.” Melainkan: "... dan dari penderitaan itu, lahirlah kebijaksanaan yang bisa diwariskan ke kalian."   🌱  Legenda Snow White dalam Cerita Rakyat Di desa-desa, kisah Snow White menjadi legenda. Anak-anak menyanyikan lagu tentangnya: 🎶 "Di tengah hutan yang sunyi dan lebat, Hidupl...

Gadis Penjual Korek Api: Kisah Haru Penuh Keajaiban Di Malam Bersalju

"Gadis Penjual Korek Api: Kisah Haru di Malam Bersalju"

Dahulu kala, di sebuah kota kecil yang tertutup salju, hiduplah seorang gadis kecil yang hidup dalam kemiskinan. Ia menjual korek api untuk membantu keluarganya. Hari itu adalah malam tahun baru, tetapi gadis kecil itu berjalan sendirian di jalanan, membawa sekeranjang korek api sambil menggigil kedinginan.

Bagian 1: Di Tengah Kota yang Sibuk

Orang-orang berlalu lalang, sibuk membeli makanan dan hadiah untuk pesta malam tahun baru. Gadis kecil itu berdiri di sudut jalan dengan kaki telanjang dan pakaian yang compang-camping.

Gadis Penjual Korek Api: (berteriak pelan) “Korek api! Korek api! Tolong beli korek apiku...”
Seorang pria kaya lewat, tetapi hanya melirik tanpa berhenti.

Pria Kaya: (sinis) “Anak kecil, malam ini terlalu dingin untuk menjual korek api. Kau sebaiknya pulang.”
Gadis Penjual Korek Api: (tersenyum kecil) “Tapi, Tuan, jika saya tidak menjual apa-apa, saya tidak bisa makan malam ini.”

Namun, pria itu berlalu tanpa membeli apa pun.




Bagian 2: Berlindung di Sudut Jalan

Gadis kecil itu menemukan sudut yang sedikit terlindung dari angin dan duduk di sana. Tangannya gemetar saat ia memeluk lututnya.

Gadis Penjual Korek Api: (berbisik pada dirinya sendiri) “Ah, dinginnya malam ini… Seandainya aku bisa merasakan hangatnya api, walau hanya sebentar.”

Ia mengambil satu batang korek api dari keranjangnya dan menyalakannya.


Bagian 3: Keajaiban Api Pertama

Saat api menyala, gadis itu merasa hangat. Di dalam nyala api kecil itu, ia melihat sebuah pemandangan ajaib: sebuah meja makan besar dengan makanan lezat, seperti ayam panggang dan roti hangat.



Gadis Penjual Korek Api: (tersenyum bahagia) “Seandainya makanan itu benar-benar ada... aku sangat lapar.”

Namun, api itu segera padam, dan meja makan menghilang. Ia kembali duduk dalam dingin.


Bagian 4: Nyala Api Kedua dan Ketiga

Gadis itu menyalakan korek api kedua. Kali ini, ia melihat sebuah ruang keluarga yang hangat dengan perapian menyala. Ia membayangkan dirinya duduk di sana, mengenakan pakaian hangat dan nyaman.

Gadis Penjual Korek Api: (berbisik) “Betapa indahnya… Seandainya aku memiliki rumah seperti itu.”

Ketika api kedua padam, gadis itu menyalakan korek api ketiga. Di nyala api itu, ia melihat neneknya, satu-satunya orang yang pernah mencintainya dengan tulus.

Gadis Penjual Korek Api: (tersenyum dengan mata berkaca-kaca) “Nenek! Aku sangat merindukanmu!”
Bayangan Nenek: (tersenyum lembut) “Sayangku, jangan takut. Nyalakan semua korek apimu, dan aku akan membawamu ke tempat yang indah.”


Bagian 5: Keajaiban Terakhir

Dengan tangan gemetar, gadis itu menyalakan semua korek apinya sekaligus. Nyala api yang terang menyelimuti tubuh kecilnya, dan ia merasa hangat untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama. Neneknya muncul kembali, kali ini memeluknya erat.



Gadis Penjual Korek Api: (tersenyum) “Nenek, bawa aku bersamamu. Aku tidak ingin kembali ke sini.”
Bayangan Nenek: (lembut) “Ayo, kita pergi ke tempat di mana tidak ada lagi rasa lapar dan dingin.”

Keesokan harinya, orang-orang menemukan tubuh kecil gadis itu di sudut jalan, dengan wajah tersenyum damai. Mereka tidak tahu bahwa ia telah pergi ke tempat yang lebih baik, bersama cinta neneknya.


Pesan Moral

Cerita ini mengajarkan pentingnya belas kasih kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Di tengah kesibukan dan kebahagiaan kita, jangan lupa bahwa ada orang lain yang memerlukan perhatian dan cinta.


Komentar

Postingan Populer